Minggu, 10 April 2011

Indonesia Ladang Penistaan Agama Islam ???



            Indoanesia adalah negara yang masyarakatnya mayoritas islam, lebih dri 90% dari penduduk indonesia memeluk agama islam, indonesia juga negara terbesar umat muslimnya di dunia. Akan tetapi tidak semua dari umat muslim indonesia memahami agama islam dengan pemahaman secara totaliltas, komperhensif dan realistis atau secara kenyataan. Sekitar sebulan yang lalu headlines surat kabar indonesia dan situs-situs internet diwarnai dengan berita tentang kontroversial aliran sesat Ahmadiyah, kemunculan nabi palsu, liberalisme dll. Mulai dari rakyat kecil sampai keluarga Cikeas digemparkan dengan berita ini. Akhirnya Presiden turun tangan dan menunjuk tim khusus untuk memecahkan kemelut ini. Setelah penunjukan tim khusus tentang ahmadiyah akhirnya munculah SKB 3 Menteri yang dianggap masyarakat indonesia sangat kontroversial yang dikelaurakan (09/06/2008). Ada juga yang mengkalim bahwa dirinya nabi setelah nabi Muhammad SAW dan yang paling ironis di universitas-universitas indonesia terutama universitas islam dan yang menjadi trend kalangan muda muslim adalah paham Liberalisme.
            Agama islam yang notabenya agama penyempurna agama-agama yang dibawa para utusan Allah SWT sebelum nabi Muhammad SAW dan agama yang bersifat integralitas (syamil) dalam semua sektor baik interaksi hamba dengan tuhannya atau interkasi dengan sesama hamba dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan budaya, mulai “diobok-obok” oleh umat muslim sendiri. Mereka menganggap ajaran islam sudah tidak relevan lagi pada zaman sekarang, ajaran islam hanya relevan untuk bangsa arab 1000 tahun yang lalu. Statment merka ini sangat tidak realistis dan bertentangan dengan nash-nash Al-Qur’an dan Hadist rasul. Islam yang sangat menjunjung tinggi asas At-Tasamuh atau toleransi, At-Tawasuht atau moderat sudah banyak mengalami perubahan secara drastis.
            Perkembangan peyimpangan ajaran agama islam sudah muncul sejak penghujung khalifah Ali Bin Abi Thalib RA. Pasca Tahkim antara kelompok Ali bin abi thalib dan Muawiyah bin abi sufyan muncul golongan yang mengangkat slogan Laa hukma illa allah dikarenakan rasa ketidak puasan mereka tehadap para pemmpin mereka dan hasil Tahkim. Golongan ini terkenal dengan golongan Khawarij atau Haruriyyah. Ada juga golongan yang sangat fanatik dengan sahabat Ali bin abi Thalib dan merka berani mengkafirkan sahaba-sahabat nabi Muhammad SAW, golongan ini dikenal dengan golongan syi’ah. Pada dinasti Umayah dan Abbasiyah pun masih terjadi penyimpangan agama islam. Sampai akhirnya pada Dinasti Ottoman (Ustmaniyah) yang menjadi simbol kebesaran agama islam terjadilah kemunduran pemikiran-pemikiran yang brilian dari umat muslim. Bangsa Eropa tidak tinggal diam menanti keruntuhan agama islam, sebaliknya bangsa Eropa mulai melancarkan serangan-serangan ideologi kepada umat islam dan meraka melahirkan tokoh-tokoh orientalis yang belajar agama islam bertujuan untuk menghancurkan pondasi ajaran islam selama ini untuk mengobati phobia atau rasa dendam terhadap islam. Pada saat itulah eropa gencar-gencarnya mempromosikan paham Sekulerisme terhadap umat muslim yang menjanjikan kemajuan umat islam apabila islam memisahkan urusan negara dengan agama. Klaim itu sebagian diterima dikalangan umat muslim dan menjadi salah satu dasar negara islam khususnya setalah runtuhnya Dinasti Ottoman yang akhrinya muncul negara sekuler pimpinan Kamal Attaruk. Tidak puas dengan paham sekulerisme bangsa Eropa mulai mendelegasikan tokoh-tokohnya untuk menjajah negara islam.
            Karena dampak dari ideologi bangsa Eropa tersebut, munculah pemikir-pemiskir yang mulai beranggapan bahwa ajaran islam sudah tidak relevan lagi untuk direalisasikan pada zaman sekarang dan itu hanya pantas diterapkan pada zaman arab yang masih primitif. Ideologi ini berkembang pesat seiring menguatnya paham sosialis yang diilhami dari tokoh Karl Max. Para tokoh sosialis ini akhrinya mencari justifikasi (pembenar) terhadap agama.Sampai akhirnya ideologi ini mulai merembet dan mempengaruhi pelajar-pelajar muslim yang gencar mengkampanyekan pembaharuan agama islam. Indonesia tidk luput menjadi ladang dan tempat kampanye tersebut yang akhinya mulai munculah ideologi-ideologi yang bersebrangan dengan esensi ajaran islam yang sesungguhnya. Melihat suksesnya aliran tersebut, maka golongan ‘keturunan” Musailimah Al-Kadzab ikut-ikutan tidak mau ketinggalan seperti ahmadiyah dan klaim sesat nabi palsu setelah nabi Muhammad SAW untuk mengkampanyekan ajran mereka. Sejak itulah muncul penistaan agama islam di indonesia yang sudah sangat memprihatinkan. Itulah sekelumit perkembangan penyimpangan agam islam sejak zaman khalifah sampai zaman modern ini.
           


Ladang Yang Subur

            Bangsa indonesia negara yang baru berumur sekitar 65 tahun merupakan negara yang sangat subur, sampai penyimpangan dan penistaan agama islam pun berkembang dengan subur tanpa adanya filter. Masuknya ajaran sesat tersebut tidak luput dari peran pelajar-pelajar dan sarjana-sarjana Abroad yang menjadi tangan kanan bangsa Eropa untuk menanam ideologi mereka di Indonesia dan pengaruh budaya serta buku-buku karangan orientalis Eropa. Pengaruh ini menjadikan dinamika perkembangan penistaan agama beredar di saentaro indonesia.

Berikut ini aliran dan paham yang bedampak penistaan agama islam.

1.      Ahmadiyah
Mirza ghulam ahmad adalah pelopor aliran sesat ini dan di kenal dengan aliran Ahmadiyah. Dia mengkalim dirinya sebagai nabi dan mendapatkan “wahyu” di daerah Qodyan tempat dia dibesarkan dan dibela oleh inggris sampai dia diangkat sebagai “nabi” dan “rasul”. Karena dia merasa hutang budi terhadap inggris maka dia harus tunduk kepada tuannya dan mengajarkan umatnya untuk tidak melawan Inggris atas nama jihad. Aliran sesat ini mulai merembet ke indonesia sampai akhirnya pemrintah turun tangan. Mereka mengklaim bahwa Mirza ghulam ahmad adalah “nabi” yang mempunya kitab suci. Rakyat indonesia tidak tinggal diam dengan penistaan. Maka, gerakan penentang ahmadiyah seperti Front Pembela Islam (FPI) dibawah komando Habib Rizieq dan Front Penanggulangan Ahmadiyah dan Aliran Sesat (FPAS) tidak cuma bertopang dagu. Gerkan ini bertindak tegas terhadap pembubaran ahmadiyah sampai ke akar-akarnya. Yang sangat ironis mereka melakukan tindak anarkis yang mengakibatkan keruusuhan. Kerusahan dipicu karena ahmadiyah masih mengkalim bahwa ajaranyya dibawah panji agama islam. Hal ini mendapat respon keras dari kalangan semua umat islam di indonesia. Akhirnya tunrulah SKB 3 Menteri yang masih belum dapat memadamkan kericuhan ini karena dianggap sangat kontroversial karena SKB tidak ada indikasi untuk membubarkan aliran ahmadiyah.

2.      Klaim nabi palsu
Klaim nabi palsu berkali-berkali muncul di indonesia. Yang paling menghebohkan adalah pengakuan Lia Eden seorang yang mengaku-ngaku dirinya nabi. Dia mengklaim bahwa dirinya mendapat “wahyu” dari malaikat ‘Jibril”. Kalangan umat islam sangat prihatin dengan fenomena nabi palsu di indonesia. Bahkan ada nabi palsu yang membolehkan “umatnya” melakukan hubungan selalayaknya suami istri. Ini jelas penistaan agama yang sangat tidak sesuai dengan moralitas agama islam yang dibawa oleh paling baiknya manusia kholqon wa khuluqon nabi Muhammad SAW.

3.      Liberalisme
Mereka dikenal di indonesia dengan sebutan Jaringan islam Liberal (JIL). Pluralisme, Humanisme dan Sekulerisme merupakan produk-produk liberalisme. Paham yang sekarang menjadi “kurikulum” universitas-universitas islam indonesia berkedok “pembaharuan dan penyegaran kembali islam” sudah menjadi trend aktifis muslim indonesia. Paham yang dibawa Ulil Abshar Abdalla sarjana Universitas Boston Fakultas kajian agama Amerika Serikat sangat menuhankan tekstual sebuah hujjah (argumentasi), rasional dan logika. Meraka tidak mengambil hukum secara kontekstual atau kajian sebuah argumentasi. Nash-nash Al Qur’an diinterpretasikan sesuai logika mereka. Metode ini dikenal dengan Herneutika. Ironisnya, metode ini menjadi mata kuliah di Universitas-Universitas islam Fakultas Ushuluddinn (Theologi) Prodi Tafsir Al-Qur’an. Contoh dari paham mereka adalah  produk hukum islam klasik (fiqh) yang membedakan antara muslim dan non muslim Harus berdasarkan kesederajatan universal manusia (sekulerisme) dan masih banyak lagi paham mereka yang tidak sejalan dengan ajaran islam. Tolak ukur pemikiran mereka bertendesikan universal, logika, kesederajatan dan realitas sebuah hukum yang mana itu tidak sesuai ajaran islam. Pemahaman ini tidak jauh dengan Golongan Mu’tazilah yang selalu mengedepankan rasio dan logika  sebuah hukum.



Dan masih banyak lagi bentuk penistaan agama yang dikemas dengan rapi tanpa mengurangi substansi atau isi ajaran tersebut. Hal ini bisa memicu persepsi seorang bahwa aliran sesat tumbuh subur di indonesia. Apakah persepsi ini real kalau indonesia ladang penistaan islam???  



Sikap Terhadap Penistaan Agama
            Visualisasi sebuah dokrin dapat diterima dikalangan awam karena ketidaktahuan akan hal tersebut dan di kalangan terpelajar karena rasa penasaran akan hal-hal yang baru dan rasa ingin tahu yang berimbas pada penyalah gunaan sebuah buah pikiran. Hal ini banyak sekali ditemukan dikalangan pelajar muslim indonesia. Maka tidak heran bila muncul para pemikir polemik ini yang berusaha meruntuhkan ideologi yang sudah mengakar di indonesia. Umat islam harus merespon tindakan yang seolah sudah menjadi ladang yan g subur ini. Salah satu bentuk respon dengan cara menggalakan tulisan-tulisan dalam bentuk buku, karya ilmiah, artikel, seminar ilmiah, diskusi dengan para mahasiswa dan sebagainya yang bisa meruntuhkan tembok penistaan agama. Sudah banyak para pemikir yang memperjuangkan ajaran agama yang sebgaimana dibawa oleh nabi Muhammad SAW lewat buah tangan mereka, tapi penistaan agama juga masih merebak hampir di seluruh regional bangsa indonesia. Peran pelajar muslim sangat berpengaruh dalam membentengi kemurniaan ajaran agama islam. Tidak selayaknya bagi seorang muslim sejati hanya berdopang dagu mendengar agama dicaci maki dan dinistakan. Yang terpenting adalah perlawanan terhadap penistaan agma dengan metode yang bisa menyadarkan umat islam yang terkontaminasi racun doktrin ajaran sesat. Dengan demikian akan dapat meyembuhkan penyakit kronis umat islam indonesia. Dan menjadi Khoiro Ummatin Ukhrijat Lin Naas. Karena itu, sebagai umat islam apakah rela islam dinistakan dan dinodai seperti itu oleh antek-antek Eropa???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar